Total Pageviews

Powered by Blogger.

Thursday, May 12, 2016

MR. ICE CREAM

“Gimana” tatapnya penasaran, tatap wajahnya mulai serius melihat ekspresiku yang mengerutkan dahi.
“Tunggu!” jawabku sambil memutar mata seolah berpikir serius mendeskripsikan sesuatu yang sedang lumer di lidahku.
“Enak!” seru ku.
Dia tersenyum kecil sambil mencubit pipiku.
Ya, dialah Keylan. Key dan aku bertemu pertama kali di laboratorium praktikum kimia dasar yang sebenarnya Key adalah seniorku di kampus.
Mr. Ice cream adalah panggilanku untuknya. Cowok berbadan kurus tinggi ini memilki hobi yang sama denganku yaitu suka dengan  hal-hal baru, contohnya dibidang fotografi dan kecanduan akan ice cream.
Suatu sore Key mengajakku untuk mengunjungi kedai ice cream yang dia bilang sudah lama sekali, dibangun pada zaman kolonial Belanda.
“semua orang hampir menyukai ice cream, bukan?” Tanya Key dengan menatap wajahku. Malu, akhirnya aku memalingkan wajah.
“termasuk kamu yang sedang makan ice cream dengan rakusnya ditambah dengan roti”. Protesnya yang sedang melihatku memakan roti isi ice cream ini.
“ini… enaaaak!! Coba deh key”. Sambil meyodorkan roti isi ice cream kepadanya dan dengan lahapnya Key menghabisi semua roti isi ice creamku.
“yyyeeeuuhhhh… enak kan? Sekarang Key ketularan rakus”. Aku tertawa puas, mungkin para pengunjung mengira kami adalah pasangan romantis yang sedang bersenda gurau, tetapi mereka semua salah besar, kami bukanlah sepasang kekasih. Sebaliknya, Key memiliki pacar bernama Amira.
Jujur saja aku menyukai Key.
2 tahun lalu adalah hari ulang tahunku, Key memberikan kejutan dengan membawakan kue untukku “happy birthday Niran!”. Dia berkata sambil memelukku.
Memang indah rasanya menjalani hubungan persahabatan seperti ini, tapi salah. Ternyata rasa ini begitu kuat. Hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk menjauh darinya.
“kamu kemana Ran, gak pernah ada kabar?’ Tanya Key di ujung telepon.
“maaf aku sibuk, aku terlalu sibuk Key” jawabku berbohong.
“kira-kira kapan kamu ada waktu? Kedai ice cream yuk!”. Ajaknya dengan senang.
“aku sibuk tugas kuliah Key”. Jawabku berbohong lagi.
Dan pada akhirnya suatu hari Key mendapatkanku di taman dekat dengan kedai ice cream yang biasa kami datangi.
Aku sadar bahwa Key melihatku dari dalam kedai, akhirnya aku memutuskan untuk pergi, tetapi sayangnya Key sudah terlebih dahulu berjalan mendekatiku.
“kenapa meghindar?”. Tanya Key heran kepadaku.
“sudah 2 bulan belakangan ini kamu gak pernah ada kabar dan selalu menghindar, apa aku ada salah Ran?”. Tanya Key lagi dengan sedikit emosi.
Aku hanya bisa terdiam, aku tak bisa menjawab apapun…
Lirih.. dan akhirnya aku pun pergi meninggalkannya.
Ingin rasanya mengatakan bahwa Key tidak bersalah, dan Key tidak seharusnya merasa bersalah. Ingin rasanya mengatakan padanya bahwa aku meyukainya. Entah apa yang kurasakan seminggu kemudian aku mendapatkan kartu undangan pernikahan antara Key dan Amira.
Perasaanku campur aduk antara sesak dan pilu.
Akhinya aku memutuskan untuk pergi dan mencari ketenangan, seminggu kemudian kelak aku akan datang dan menyaksikan ucap janji abadi sehidup semati Key dan Amira.
Aku akan hadapi semuanya, lari dari kenyataan adalah tindakan bodoh. Karena sejauh apapun kita pergi, kenyataan itu akan selalu ada, termasuk aku yang tidak bisa mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya kepada Key.
Birlah aku menelan semua pahit dan sakitnya perasaan ini Key, dan waktu yang akan menghapusnya.
Karena aku tahu rasa sakit ini hanya bersifat sementara, karena secorong ice cream akan menjadi obatnya, bukan?

Wednesday, May 11, 2016

NEWS ANCHOR (SPEAKING)


  







HAIKU

Daun-daun berterbangan
Angin berhembus dengan
Teriknya matahari musim panas

By : Farilla. N

Seribu kata
Tak ada makna
Ketika tubuh menjadi kalimat

By : Farilla. N

Mata sayu
Baju lusuh, hidup kumuh
Tak berilmu

By: Farilla. N

Di dalam lamun
Tak tampak seorang pun
Senja musim panas

By : Farilla. N

Awan putih
Dengan langit biru
Beradu menjadi satu

By: Farilla. N

 

Blogger news

Dancing Banana Baby

Blogroll